Perbedaan utama antara cloud hosting dan web hosting terletak pada struktur server yang digunakan. Web hosting tradisional—seperti shared hosting atau VPS—mengandalkan satu server fisik untuk menyimpan dan mengelola data website. Artinya, jika server tersebut mengalami gangguan atau overload, maka seluruh website yang dihosting di dalamnya bisa terkena dampaknya. Sementara itu, cloud hosting menggunakan beberapa server yang terhubung dalam satu sistem jaringan. Jika satu server bermasalah, tugasnya akan dialihkan ke server lain, sehingga website tetap berjalan tanpa hambatan.
Dari sisi performa, cloud hosting umumnya lebih unggul karena mampu menangani lonjakan trafik secara otomatis. Website yang menggunakan cloud hosting bisa menyesuaikan kebutuhan sumber dayanya secara fleksibel, sehingga tetap stabil meski mengalami peningkatan pengunjung secara tiba-tiba. Sebaliknya, web hosting biasa memiliki batasan tetap pada kapasitas dan sumber daya. Jika beban melebihi kapasitas yang disediakan, performa website akan menurun atau bahkan tidak bisa diakses.
Dalam hal biaya dan kemudahan, web hosting tradisional biasanya lebih murah dan cocok untuk pemula atau website kecil. Pengaturannya juga lebih sederhana, sehingga banyak digunakan oleh blog pribadi atau usaha kecil. Sementara cloud hosting, meskipun lebih mahal, menawarkan keandalan, fleksibilitas, dan keamanan yang lebih tinggi, sehingga lebih cocok untuk website bisnis, e-commerce, atau platform yang membutuhkan kinerja tinggi dan uptime maksimal.